Oleh: Raras Maheswari Putri Wardana
Sosialisasi Parenting Bersama LPT Delta Yogyakarta di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren P.Diponegoro (MADIPO) – Pada Jumat, 13 Desember 2024, Lembaga Psikologi Terapan (LPT) Delta Yogyakarta bersama Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Yogyakarta (MADIPO) menyelenggarakan kegiatan sosialiasi dengan judul “Membangun Kolaborasi antara Orang Tua dan Sekolah untuk Sukses Pendidikan Anak”. Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan momen pengambilan rapor, sehingga dapat melibatkan orang tua atau wali murid secara langsung. Acara dilaksanakan di salah satu kelas di MA Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro dan dihadiri oleh orang tua murid, guru, serta perwakilan dari LPT Delta. Antusiasme peserta terlihat tinggi, mengingat isu kolaborasi antara orang tua dan sekolah menjadi salah satu topic krusial dalam dunia pendidikan saat ini.
LPT Dellta Yogyakarta dan MA Pondok Pesantren Diponegoro memiliki visi yang sama dalam mendukung perkembangan anak melalui pendidikan yang kuat. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah MA Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, Bapak Fauzan Satyanegara, menyampaikan bahwa pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga memerlukan peran aktif orang tua. Tujuan kegiatan ini sendiri yaitu:
Acara ini menghadirkan pembicara dari LPT Delta yang disampaikan oleh Ibu Nadia Nusra Rinanta Riyatin S.Psi., M.Psi., Psi., yang membahas pentingnya kolaborasi antara orang tua dan sekolah. Menurut Ibu Nadia, membangun kolaborasi yang harmonis anatara orang tua dan sekolah bukan hanya tentang membagi tanggung jawab, namun juga dengan memastikan keselarasan nilai dan aturan yang telah ditetapkan baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Dalam konteksn pondok pesantren, hal ini menjadi semakin penting mengingat pesantren memiliki aturan yang dirancang untuk mendidikan siswa menjadi lebih disipin, religious, dan berbudi pekerti luhur. Ibu Nadia menekankan bahwa peraturan yang sudah ditetapkan di pesantren, seperti jadwal ibadah, pola belajar, dan norma-norma sosial, sebaiknya tidak hanya berhenti di lingkungan pesantren, tetapi juga perlu didukung dan dilanjutkan oleh oleh orang tua di rumah. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya melihat aturan sebagai sesuatu yang sementara atau terbatas pada lingkungan sekolah, melainkan sebagai nilai yang harus diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, beliau menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang terbuka antara pihak sekolah dan orang tua agar tidak terjadi miskomunikasi terkait tujuan pendidikan. Ibu Nadia memberikan contoh seperti ketika anak mulai menunjukkan perubahan perilaku karena adaptasi dengan lingkungan sekitar anak, orang tua diharapkan untuk tidak langsung memberi penilaian negatif, tetapi mendiskusikannya dengan guru atau pembimbing di sekolah. Hal ini membantu orang tua memhami konteks dan memberikan dukungan yang tepat kepada anak. Lebih jauh, Ibu Nadia juga menyarankan agar orang tua menciptakan lingkungan rumah yang kondusif untuk mendukung pola kehidupan di pesantren, seperti memastikan anak memiliki waktu untuk membaca Al-Qur’an, mengulang hafalan, atau mendisiplinkan diri dalam menjalankan kewajiban agama. Dengan adanya keseimbangan antara atura di sekolah dan di rumah, anak akan merasa lebih mudah untuk menjalankan proses pendidikan dan tumbuh menjadi individu yang konsisten dalam nilai-nilai agama dan moralnya.
Di akhir, kolaborasi yang baik antara orang tua dan sekolah tidak hanya memberika dampak positif bagi prestasi akademik anak, tetapi juga membentuk karakter mereka secara kuat. Orang tua dan sekolah erlu berjalan beriringan sebagai mitra syang strategis dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, namun juga memiliki kepribadian yang kuat, disiplin, serta berakhlak mulia.
Kegiatan ini mendapat sammbutan hangat dari para peserta. Hal ini terlihat dari sesi tanya jawab yang berlangsung secara interaktif. Sebanyak tiga peserta mengajukan pertanyaan kepada pemateri, mulai dari cara mengatasi anak yang sulit diajak belajar hingga bagaimana menghadapi perubahan sikap anak di masa remaja. Dengan adanya ketiga penanya tersebut, menunjukkan adanya kepedulian mendalam terhadap pendidikan anak, keinginan untuk terus belajar dan berkembang, serta semangat kolaboratif dengan pihak sekolah.
Di akhir acara, pihak LPT Delta dan MA Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro menyatakan harapannya agar kegiatan ini menjadi kolaborasi yang lebih erat antara sekolah dan orang tua. Sebagaia penutup, salah satu pengasuh MA Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro menyampaikan rasa terima kasih kepada LPT Delta atas kerja samanya dalam memberikan wawasan yang sangat bermanfaat bagi para orang tua. Bagi instansi atau lembaga pendidikan lain yang juga tertarik untuk bekerja sama dengan LPT Delta dalm kegiatan serupa, dapat menghubungi nomor admin di 0896 6552 9596.
Arti Psikolog Psikolog Tomohon – Secara lazim Psikolog adalah seseorang yang ahli psikologi, bidang pengetahuan ilmu yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Di Indonesia, psikolog secara tertentu mengarah terhadap seorang praktisi psikologi yang udah menempuh pendidikan profesi psikologi. Dengan demikianlah... Selengkapnya
Konsultasi psikologi Medan – adalah aktivitas atau kegiatan komunikasi antara pasien dan psikolog dalam menemukan solusi terhadap masalah perasaan ataupun gangguan mental yang sedang dialami pasien di wilayah Medan. Di sisi lain konsultasi psikologi merupakan tindakan secara diagnostik dalam menilai keadaan/suasana pikiran pasien.... Selengkapnya
Oleh: Kustanti Rahmawati Pentingkah Self Love pada Diri Remaja – Pada era globalisasi saat ini banyak sekali kegiatan yang dilakukan secara tidak langsung, dapat disebut juga secara online melalui teknologi yang telah berkembang. Media online ini dapat diakses oleh semua... Selengkapnya
Komentar dinonaktifkan: Sosialisasi Parenting Bersama LPT Delta Yogyakarta di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren P.Diponegoro (MADIPO)
Maaf, form komentar dinonaktifkan untuk produk/artikel ini